Started on: 20 April 2014
Finished on: 24 April 2014
Finished on: 24 April 2014
Judul Buku : Lockwood & Co.: The Screaming Staircase "Undakan Menjerit"
Penulis : Jonathan Stroud
Penulis : Jonathan Stroud
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Halaman : 421 halaman
Tahun Terbit : 2014
Rating : 5/5Tebal Halaman : 421 halaman
Tahun Terbit : 2014
Hari itu Lucy Carlyle,
seorang penyelidik paranormal dari Cheviot Hill, menjejakkan kakinya di
Portland Row. Dengan secarik kertas lowongan kerja, ia yakin, kalau
seorang penyelidik paranormal yang baik berasal dari Kota London. Namun,
nyatanya ia malah bergabung dengan Lockwood & Co., sebuah agensi
pembasmi hantu paling kecil dengan markas yang kumuh dan juga rekan
kerja yang menjijikkan. Hanya satu yang menjaga atensinya, Anthony
Lockwood, pemimpin karismatis dengan pembawaan tenang, Lucy dan kedua
anggota Lockwood & Co. lainnya memasuki satu per satu rumah klien
tempat Pengunjung-Pengunjung itu berkeliaran. Sayangnya, acara
pembasmian terakhir tidak berjalan sesuai dengan rencana. Sheen Road 62
sukses terbakar lantaran dilahap suar. Mrs. Hope, sang pemilik rumah,
tak serta-merta diam, malah menutut ganti rugi atas invetarisnya yang
berjumlah puluhan ribu pound. Lockwood & Co. mempunyai satu peluang
untuk membayar segala kerugian. Laki-laki tua itu bernama Mr. Fairfax,
konglomerat bisnis industrial yang sudah tersohor puluhan tahun lamanya,
tinggal di sayap kiri Combe Carey Hall, rumah paling berhantu di
Inggris. Mr. Fairfax menantang Lockwood untuk mengungkap misteri hantu
di Kamar Merah dengan imbalan membayar hutangnya kepada Mrs. Hope.
Lantas, apakah Lockwood sungguh akan menerimanya sementara puluhan tahun
lalu tiga orang agen paranormal raib dalam satu kaus penyelidikan yang
sama?
"Lockwood & Co." merupakan sebuah seri terbaru dari Jonathan Stroud, dengan mengombinasikan dongeng takhayul dan misi detektif yang terselubung, voila! semua itu diramu Stroud menjadi sebuah bacaan yang memang menarik untuk disimak. Dari sisi pengemasan buku (sebuah lubang kunci) yang memang kurang menarik saat sepintas ditilik, tapi itulah citra Lockwood & Co., gelap, tidak menarik, tapi membuat pembacanya penasaran hingga ingin mengitip halaman selanjutnya.
Dari mencekam hingga bikin penasaran. Stroud memang jagonya. Setelah "The Leap - Lompatan", "The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" memang terasa agak berbeda, dari segi karakter, "The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" mengambil jenjang usia yang lebih dewasa, konflik-konflik yang melibatkan sebuah intitusi resmi, juga kasus-kasus yang saling berkait dari awal hingga akhir. Namun, terlepas dari hal-hal tersebut, keduanya pun masih memiliki kemiripan, masih ada "Stroud-ish" di dalamnya, di mana sebuah cerita memang dibungkus sedemikian rupa menjadi tua, lapuk, dan terkubur dalam silsilah cerita fantasi yang bergunjing di tengah masyarakat.
"The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" yang bertema fantasi, tidak lepas dari sebuah kesan horror, layaknya banyak penulis kontemporer yang mencoba mengusung tema serupa dan mengaitkannya dengan makhluk-makhluk supernatural. Tapi, Stroud punya gayanya tersendiri. Mulai dari memilih sudut pandangn narasi yang dimiliki oleh seorang Lucy Carlyle. Seorang perempuan muda yang tangguh, berbakat, juga menjadi seorang pahlawan dalam memecahkan setiap kasus. Mengambil fakta-fakta yang lebih rill. Tapi, tetap saja kesan modernisme yang coba diikuti tidak melunturkan citra yang memang hanya dimiliki tulisan Jonathan Stroud.
Latar ceritanya pun tidak serta-merta dipukulrata menjadi era modern. Mungkin banyak fasilitas yang tertulis dalamnya, mulai dari keberadaan taksi, juga benda-benda lainnya, tapi saat membuka halaman pertama buku milik Stroud, selalu saja ada komponen Inggris yang kental berbalut hawa lawas. Seperti halnya saat ia meramu latar fiksi dengan mitos-mitos yang memang berseliweran di warga Inggris di realita sehingga menjadikan cerita fiksi miliknya bangkit dan menghantui setiap benak pembaca.
Kalau dibilang "The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" sebuah cerita yang menyeramkan, mungkin itu benar, terlebih bagi penggila film horror, "The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" sebaiknya tidak dibaca pada malam hari. Tapi, horror "The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" tidak hanya horror ompong yang bisanya hanya menakut-nakuti, membual, juga membuat pembacanya terkencing-kencing di celana. Stroud tidak mengizinkan hal semacam itu berlalu dengan cepat, dengan gaya penulisan yang sangat detail, Stroud mencoba membangun karakter-karakter di dalamnya dengan saksama, rapi, juga teatrikal, yang hidup dalam setting yang dijelaskannya tak kalah detail dengan penokohan.
Konfliknya tidak sebatas sebuah kasus pembasmian hantu. Kentara Stroud pun menggalinya hingga ke akar, hingga banyak mengungkap mitos-mitos juga menggunakan istilah-istilah kajian yang memang hanya dimiliki oleh seseorang yang berlatarbelakang penyelidik supernatural. Terlebih dengan adanya glosarium di halaman paling belakang, sesungguhnya lembar itulah yang tidak boleh terlewat oleh pembaca karena saat beranjak ke halaman pertama saja, Stroud tidak mengawali ceritanya dengan sebuah introduksi, ia mencoba gaya baru, gaya skrip film yang mencoba membeberkan konflik dengan istilah-istilah asing yang menggelitik telinga.
Hingga pembaca dibuat penasaran dan terus mengikuti perjalanan Lockwood & Co., pembaca pasti akan sering dikejutkan oleh fakta yang sesungguhnya tidak pernah diduga di awal, selalu ada yang segar, mencuat seperti ditakut-takuti di malam hari. Membuat jantung berdebar. Juga hawa tebak-menebak yang sengaja diberikan oleh pembaca untuk ikut menerka kasus yang silih kait antara kasus pertama dan terakhir.
Dari lima, "The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" memang patut keseluruhan poin yang ada. Terutama untuk idenya yang sangat brilian, juga konfliknya yang tidak pernah diduga. "The Screaming Staircase - Undakan Menjerit" sama sekali tidak menjenuhkan. Memang terjemahannya terkesan kaku, tapi kaku memang pas untuk Stroud dan citra horror "The Screaming Staircase".
Azura Caelestis de Congleé
Bandung, 24 April 2014
0 comments:
Post a Comment