20 of 50


Dengan judul yang cukup tolol, baru saja beberapa jam yang lalu gue menghabiskan buku keduapuluh dari target lima puluh buku di tahun 2014. Cukup banyak, tapi sesungguhnya gue agak kecewa pada diri sendiri. Dari target enam puluh buku di tahun lalu, seharusnya tahun ini adalah delapan puluh, sesuai dengan kelipatan dua puluh yang menjadi ketetapan goblok gue di awal memulai akun goodreads.

Dari mulanya tak pernah menyentuh hingga akrab dan menggauli. Gue merasa membaca tak pernah membuat gue puas untuk selalu penasaran pada segala sesuatu. Bukan sesuatu yang spektakuler seperti sastra atau novel-novel fantasi yang membuat para remaja perempuan keranjingan dengan karakter laki-lakinya, tapi sesuatu yang sederhana dan mendekati realita.

Ada tahun lalu gue mencoba mencecap berbagai macam genre. Um, gue akui, romance memang selalu yang bikin gue betah dan menggebu untuk membaca, tapi terlepas dari perihal itu, gue mungkin seorang pemilih, sok memilih sesuatu yang punya nama dan be-rating 5 di tangga buku internasional.

Hingga terpaksa harus dirisaki tetek bengek perkulihan dan perdesainan, ada sedikit turning point di tahun 2014, kala gue mencoba untuk menghargai buku-buku roman lokal. Balik ke era SMP dulu; saat teman-teman suka silih tukar teenlit baru, lalu beranjak ke SMA dan menggeluti tulis-menulis dan menggap buku semacam itu sudah menjadi roman picisan, tapi terkadang sesuatu yang kompleks berasal dari abjad yang sederhana di mana diksi adalah nomor dua. Dan ide selalu dapat diperjuangkan menjadi suar untuk berkarya.


Anastasia Cynthia
Catatan sebelum tidur (24.04.2014)
 Sumber gambar: http://weheartit.com/aria_0

0 comments:

 

Flickr Photostream


Twitter Updates

Meet The Author