Night Visions

Judul album: Night Visions
Artist: Imagine Dragons
Tahun rilis: 4 September 2012
Label: Columbia, Sony Music
Genre: Alternative rock, Indie rock


Memang berstatus sebagai album debut, Imagine Dragons menghadirkan Night Visions ke telinga para pendengarnya. Namun, bukan berarti permainan mereka patut diulas seperti band  amatiran lain, Imagine Dragons, yang terdiri dari Dan Reynolds, Ben McKee, Wayne “Wing” Sermon, dan Daniel Platzman, telah merilis lima buah EP sebelum peluncuran album pertama mereka. Oleh karena itu, tak heran kalau permainan mereka dirasa rapi dan sangat enak untuk dinikmati. Dalam Night Visions, vokal Dan Reynolds tetap menjadi andalan, berikut juga melodi-melodi yang simpel. Namun, di samping itu, band yang menganut aliran alternative rock dan indie rock itu, juga banyak dipengaruhi oleh gaya-gaya instrumen yang kelam, seperti halnya band-band serupa, Imagine Dragons seolah mengangkat kesan misterius yang sering diperkenalkan Arcade Fire, namun tak ayal menghibridakannya dengan kesan elektronik eksentrik ala Coldplay dan semangat dari lagu-lagu The Killers.

Seperti terdengar dari tembang Radioactive, yang merupakan single terbaru mereka. Imagine Dragons mencoba menghadirkan sebuah lagu yang sedemikian teatrikal, dengan dibalut nuansa dubstep yang sangat kental. Tetapi, kesan rock sendiri, tetap terlihat di setiap klimaks sehingga menghadirkan kombinasi yang menarik dan antusiastik.

Dari sebelas track dalam album Night Visions, Imagine Dragons pun tak begitu saja melupakan notasi dan melodi yang ramah di telinga. Coba dengarkan, lagu Tip Toe di track nomor dua, yang diselimuti gitar listrik mencekam namun terdengar klasik. Diimbuh chorus yang mudah diingat, membuat kesan mendalam bagi pendengarnya untuk sejurus menirukan vokal Dan Reynolds.

Begitu pun tembang ketiga dalam tracklist Night Visions, mengantar kita ke single yang selalu menjadi andalan, It’s Time. It’s Time sendiri sesungguhnya termasuk ke dalam EP Continued Silence, akan tetapi, tembang tersebut serta-merta meledak di dunia pertelevisian setelah di-cover oleh Glee. It’s Time bisa difigurkan sebagai tembang yang berbeda dari konotasi kebanyakan tembang lain dalam Night Visions, terungkap dari instrumen yang jauh dari kata modern, seperti adanya unsur gitar akustik dan riuh tepuk tangan di pembukaan awal, Dan Reynolds membiarkan vokal yang kontras menyambut para pendengar agar masuk ke dalam dunianya. Disambung pula dengan melodi yang terkesan pop. It’s Time menyuarakan suatu semangat baru yang tersirat dalam liriknya, “It's time to begin, isn't it? I get a little bit bigger, but then,  I'll admit, I'm just the same as I was. Now don't you understand That I'm never changing who I am?” Dalam penulisan lagu ini, Reynolds yang menjadi pentolan, serta-merta mengaku, bahwa lagu ini ditujukan pada masa-masa kala ia keluar dari sekolah. Banyak orang yang menyuruhnya untuk berubah, tapi sayang, ia sudah terlanjur cinta dengan gaya hidupnya yang sekarang.

Secara umum, lagu-lagu dalam Night Visions terdengar tidak bercorak, berbeda warna, hingga tak memiliki lirik-lirik yang tematis. Dari It’s Time yang terdengar agak folk dan membumi, Radioactive yang disarati dubstep, hingga beberapa tembang yang bernuansa balada seperti Every Night, Bleeding Out juga bisa menjadi track opsi, dengan ayoman synthesizer yang intens. Dan juga vokal Reynolds yang begitu maskulin, menuntun kita untuk merasakan sebuah kesakitan yang tidak berujung. Bisa diterka dari liriknya, “So I peel my skin. And I count my sins. And I close my eyes. And I take it in. And I'm bleeding out. I'm bleeding out for you.” Berisikan rasa menyesal terhadap orang lain.

Tak dapat dilupakan pula Amsterdam, yang merekatkan modern-rock ke dalam album mereka, begitu pun Top Of The World yang didengar penuh bebunyian unik. Bergaya sedikit reggae, cukup menghibur track lima. Ada kesan kemenangan serta, lagi-lagi semangat yang selalu ingin dimunculkan oleh Imagine Dragons dalam Night Visions.

Night Visions tak ubahnya sebuah panggung baru bagi Imagine Dragons. Dari sebelas lagu di dalamnya, tak ada satu pun yang seolah-olah mendominasi, malah silih menjadi komplementer. Sekalipun tiga di antaranya kerap menjadi andalan, tetapi lagu-lagu di dalamnya tetap memiliki benang rock kental yang siap merajut Night Visions menjadi sebuah kepuasan dan antusias untuk didengar di tengah malam.




T R A C K L I S T:
1. “Radioactive” 3:06
2. “Tiptoe” 3:14
3. “It’s Time” 4:00
4. “Demons” 2:57
5. “On Top of the World” 3:12
6. “Amsterdam” 4:01
7. “Hear Me” 3:55
8. “Every Night” 3:37
9. “Bleeding Out” 3:43
10. “Underdog” 3:29
11. “Nothing Left to Say” (6:33), includes hidden song “Rocks” (2:11) 8:56

0 comments:

 

Flickr Photostream


Twitter Updates

Meet The Author