Ayah seirng berkata kepadaku, cobalah untuk berjiwa besar. Kukira ucapan itu hanyalah bulan-bulanan saja, tapi nyatanya semua itu tidaklah mudah. Semakin tinggi kita berpijak, maka semakin luas pula jarak pandang yang akan kita tuai. Bagai gedung pencakar langit yang menjulang layaknya tonggak di tengah perkotaan, kita harus membuka wawasan lebih luas untuk menelisik setiap ceruk, gang, bahkan sela-sela selokan sekalipun. Jangan pernah lelah untuk mendengar kritikan. Karena setiap kritikan dan perkara besar adalah sebuah ujian dari mata pelajaran yang amat berharga.
Sepertinya gue ga bisa membantah percakapan di atas. Itu bukan ide murni dari otak gue, tapi gue sadur dengan sedikit perumpamaan dari papa gue tercintah. Sebenernya ini gue tulis kemaren malem, tapi conversationnya terjadi kemaren siang. Tepatnya pagi malah. Sebelom gue pergi ke sekolah, menghadiri sebuah seminar tentang perencanaan masa depan.
Hari sebelom itu, gue sempet menggerutu soal copycat, tapi hari ini gue sadar kalo gue harus berterima kasih pada sang copy-catter itu hahaha XDD Soal tanpa dirinya, gue ga mungkin mendapatkan pelajaran berharga. Dengan adanya peristiwa itu, seharusnya gue lebih membuka wawasan. Gue ga selamanya pengen tinggal di bawah atap, secara masih ada dunia luar yang menunggu. Gue harus membuka segala wawasan buat menghadapi perjuangan gue di hari esok.
0 comments:
Post a Comment