Dear Junhyung...

Dear Junhyung,


Di balik senyumku tersimpan tangis syahdu. Begitu senyak dan sanggup merengkuh telingamu. Kau berjalan mengembara, membelah waktu. Sedangkan aku? 
Jiwaku tertatih-tatih mengekorimu.

Tak ada kata berbalik atau pun gentar untuk maju. Bibirku terkunci rapat, mengintip celah pelik di balik pintu. Kapan aku dapat melangkah, menjejaki duniamu?

Aku hanya seorang kutu buku. Si mata empat, tepatnya. Kala para pesolek sibuk mencatut diri di depan cermin raksasa, aku malah harus membanting tulang di ladang mereka. 
Dan dirimu? Kau adalah seorang pangeran gagah bagi para nona, tetapi diriku adalah si upik abu. 

Kemaruk cakrawala berhasil mendekap tungkai langit; menenggelamkan dewi siang dalam bebatannya. Beratus-ratus sajak kusadur dari bisikan hati, namun kau tak beroleh dengar daripada itu. Begitu memalukan, hingga kusanggup menumbuk relung hatiku demi menelusup dalam jam pasirmu.

Keping hatiku selalu menunggu jemarimu membalikkan tabung waktu. Namun nyatanya, aku selalu tertinggal di belakangmu. Tubuhmu telah berlari menyebrang jembatan dekade, tetapi aku masih ingin mendekam bersama seorang bocak lelaki yang lebih tandus dari siluetmu. Aku melihatnya dari jauh, ia mengamit seorang gadis perempuan, menikmati surga mereka berdua.


Your Best Friend,
Shin Min Young


Setelah sekian lama gue berusaha buat ngelupain dia, eh ujug-ujug tadi malem pengen nulis sesuatu buat dirinya. Okay, he is a secret person. Tapi gue selalu mengandaikan dia sebagai Junhyung. Gue selalu ga bisa lupa tetang Broken String Series. Drabble-drabble mungil yang gue tulis setengah taun lalu. Dan itu merupakan SI gue yang terakhir. Entahlah, sekarang gue emang kangen nulis SI (Self Insertion) karena gue pengen mengenang diri dia. Kemaren gue baca status Facebook-nya dan gue pengen nangis lagi. Huft. I must try to forget him now. 

0 comments:

 

Flickr Photostream


Twitter Updates

Meet The Author